Pengamat ekonomi syariah dari Universitas Indonesia, Yusuf Wibisono mengapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan kebijakan yang mewajibkan bank dan lembaga jasa keuangan konvensional untuk memisahkan Unit Usaha Syariah (UUS). Kebijakan tersebut, kata Yusuf, menjadi suplemen untuk mengembangkan industri perbankan dan keuangan syariah. Namun, Yusuf berharap OJK mengawal spin off tersebut agar terbentuk persaingan bank syariah yang sehat di Indonesia.

“Saat ini industri perbankan syariah sangat timpang di mana BSI menjadi pemain yang sangat besar dan satu satunya. Selayaknya BSI memiliki 3 4 pesaing yang sepadan agar industri perbankan nasional menjadi lebih sehat,” ujar Yusuf ditulis Sabtu (12/8/2023). Menurutnya, kasus lumpuhnya layanan PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang terjadi baru baru ini akibat peretasan, menjadi pengingat untuk terus mengawal persaingan sehat di industri syariah. Menurutnya, OJK diharapkan tidak mengizinkan UUS BTN diakuisisi oleh BSI danberharap OJK merestui UUS Bank BTN untuk spin off dan menjadi BUS serta menjadi pesaing BSI.

“Kasus lumpuhnya layanan BSI yang membuat konsumen perbankan syariah nasional mengalami kerugian sangat besar, terutama masyarakat Aceh, harus menjadi pelajaran berharga,” ujar Yusuf. Rutin Minum Air Rendaman Biji Ketumbar dan Dapatkan 6 Khasiat Menakjubkan Bagi Kesehatan Ini Pengamat Sepak Bola Irak Sebut Lebih Fokus ke Vietnam Ketimbang Lawan Timnas Indonesia dan Jepang

Piala Asia 2023: Ramadhan Sananta Ungkap Kondisi Buruk Timnas Indonesia Usai Mendarat di Turki Irak Kesampingkan Timnas Indonesia & Jepang, Lawan Vietnam Lebih Penting untuk Lolos Piala Asia Soal Perjalanan Jauh Pemain PSIM Yogyakarta di Babak 12 Besar, Ini Kata Kas Hartadi

Kabar Bali United: 3 Pemain Dipanggil Timnas Jelang Piala Asia 2023, Teco Titip Pesan Demi Klub Pj Bupati Morotai Tunjuk Agung Pono sebagai Plt Kadis Pertanian Warga Ukraina Siap %27Angkat Kaki%27 dan Ganti Kewarganegaraan Daripada Berperang Melawan Rusia

Yusuf merinci, ketimpangan industri perbankan syariah terlihat dari BSI yang menjadi satu satunya pelaku dengan aset menembus Rp305 triliun pada 2022. Sebaliknya, pesaing terdekatnya yakni UUS CIMB Niaga hanya memiliki aset Rp63 triliun. Kemudian, Bank Muamalat dengan Rp61 triliun, dan UUS BTN dengan Rp45 triliun. Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, OJK menginginkan ada bank bank syariah besar sekelas BSI.

Ia menyebut, OJK tidak ingin hanya BSI yang menjadi satu satunya bank syariah di Indonesia karena hal itu tidak sehat. Dengan tujuan tersebut, Dian mengungkapkan OJK siap memberikan izin terkait rencana Bank BTN mengakuisisi suatu bank dalam memuluskan aksi korporasi spin off UUS milik BTN. Tujuannya, agar hasil spin off tersebut dapat melakukan akuisisi atau merger sehingga memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek, termasuk struktur kelembagaan, modal, hingga total aset.

“Sebagaimana saya pernah sampaikan kalau OJK memang menginginkan adanya bank bank syariah sekelas BSI. Mudah mudahan bisa ada dua atau tiga bank hasil akuisisi atau merger ke depannya yang seukuran itu (BSI). Ini sesuai juga dengan mandate UU P2SK kalau spin off bisa dimintakan sekaligus konsolidasi,” jelas Dian.