Analis perusahaan riset ekuitas, KeyBanc Capital Markets Justin Patterson membeberkan alasan Spotify melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK ) pada 1.500 karyawan, karena platform streaming musik ini tengah melakukan perombakan sistem kerja. Adapun perombakan sistem kerja ini dilakukan Spotify dengan cara melakukan investasi besar besar pada teknologi kecerdasan buatan atau AI guna meningkatkan margin bagi divisi podcasting dan audiobook. "Spotify kini mulai beralih menggunakan AI ketimbang melakukan perekrutan, hal ini dibuktikan dengan adanya peluncuran AI DJ dan AI Voice Translation dalam platform Spotify," kata Patterson, mengutip CNN International.
Selain membantu Spotify meluncurkan fitur – fitur baru penyematan teknologi AI juga meningkatkan efisiensi perusahaan sehingga Spotify dapat menekan pembengkakan kerugian ditengah lonjakan inflasi pasar global. “Teknologi AI membantu Spotify membangun database lagu dari sini lahirlah playlist seperti "Daily Mix" dan "Discover Weekly", serta daftar putar yang disebut "Time Capsules" dan "On Repeat,” jelas Reece Hayden, analis senior di ABI Research. Kendati kecanggihan teknologi AI memiliki sejumlah kelebihan, namun imbas kehadiran teknologi buatan tersebut belakangan telah memicu ancaman serius bagi para karyawan terkait adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Arun Berpotensi Mengulang Kejayaan Setelah Temuan Blok Gas Raksasa di Laut Andaman Link Nonton Online dan Download Anime Jujutsu Kaisen Season 2 Episode 22 Sub Indo: Choso Murka! Link Nonton Dr Stone Season 3 Episode 22 Sub Indo Bukan di Anoboy Lengkap dengan Previewnya
Gegara Kepincut Kecanggihan AI, Spotify PHK 1.500 Karyawan PSMS Medan Vs Persiraja akan Jalani Laga Perdana 12 Besar Liga 2, Ini Laga Lengkap Laskar Rencong Halaman all Tangisan Neymar Jelang Al Hilal vs Inter Miami Riyadh Season Cup 2024, Neymar Gagal Bertemu Messi
Boncos Rp 186 Triliun Gegara Boikot, Starbucks PHK Karyawan dan Tutup Belasan Gerai Warga Ukraina Siap %27Angkat Kaki%27 dan Ganti Kewarganegaraan Daripada Berperang Melawan Rusia Prediksi ini diungkap oleh lembaga survey MLIV Pulse, dari laporannya tercatat sebanyak dua pertiga dari 292 karyawan mulai khawatir apabila pekerjaannya berisiko tergantikan oleh kecerdasan buatan.
“Ada perang AI yang sangat menarik yang muncul di antara perusahaan teknologi,” kata Profesor Ilmu Komputer Universitas Southampton Wendy Hall kepada Bloomberg TV. Hal senada juga dilontarkan World Economy Forum (WEF), berdasarkan hasil survei ke lebih dari 800 perusahaan mulai beralih ke teknologi AI. WEF menyebut setidaknya jumlah lapangan kerja di tahun 2027 akan berkurang 14 juta, dari sebelumnya 83 juta posisi menjadi 69 juta posisi, imbas adopsi teknologi AI.
Sebagai informasi Spotify bukanlah satu – satunya perusahaan yang melakukan PHK demi teknologi AI. Tercatat selama 2023 ini, sudah ada beberapa perusahaan global yang menggantikan peran karyawan pada teknologi AI. Di antaranya kantor berita teknologi asal Amerika CNET yang dilaporkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap selusin karyawan atau sekitar 10 persen dari total staff pada awal Maret 2023. Langkah serupa juga diambil perusahaan penyimpanan cloud Dropbox Inc yang baru – baru ini mengumumkan langkah pemangkasan hubungan kerja (PHK) dengan mengurangi pekerja globalnya sebesar 16 persen atau sekitar 500 staff pada Kamis (27/4/2023).